17 Unforgettable Childhood Chapter 2

Unknown

17

Unforgettable Childhood Chapter 2

Labels: A Rain In My Story

Bismillahirrohmanirrohim

Wa wa wa Ibu Guru Favoritku memberikan PR lagi, kali ini chapter 2 yang harus dikerjakan, masih bertema kan Unforgettable Childhood, tepat sekali, Sekolah Menengah Pertama.

Mulai dari mana yah?? Hmm, karena portal waktu cuma bisa digunakan 3 kali seumur hidup (bohong sekali. . .jangan percaya) aku mau menyimpan 2 kesempatan lainnya untuk mendatang.

Jadi sepertinya harus pergi ke tempat itu yah untuk menceritakannya, tempat itu adalah “Pohon Ingatan”,  Hisasshiburi da na ^_^ (mean. . .long time no see). Aku menanamnya ketika tahun 2000, jaga-jaga kalau aku tidak bisa menggunakan portal waktu seperti sekarang ini.

Sepertinya keadaanmu baik-baik saja pohon ingatan, hmm dimana letak ingatan SMP-ku yah? Jangan bilang kamu menggugurkan daun ingatan ketika aku SMP, aaahh ketemu, hahaha. Ini dia kenanganku meninggalkan SD dan naik level berikutnya.

Daun Ingatan

Pendaftaran masuk SMP, aku meninggalkan SD-ku dengan banyak kenangan manis, hahaha, bisa dibilang happy ending buat SD-ku. Nilai kelulusanku waktu itu lumayan perfect (artinya di bawah perfect), niatnya sih ke SMP favorit di tempatku tapi sayang nilaiku tidak masuk. Bagaimana tidak, saingannya nilai perfect semua, mengkambing hitamkan nilai. . . tidak patut dicontoh, hihihi.

Jangan tertipu dengan alibi seperti itu, kenyataan yang terjadi seperti ini, alasan utama memilih SMP-ku (termasuk favorit kedua mungkin) karena jaraknya dekat dari rumah, hahaha. Jarak SMP-ku kira-kira 500 m dari rumah, berangkat kadang jalan kaki kadang pake sepeda, tapi kebanyakan jalan kaki sih. Baiklah tidak perlu berlama-lama kan?? Hmm yang ini saja, daun ingatan tentang Penutupan Mos, Teman sekelas, Bahasa Indonesiaku Sayang Bahasa Indonesiaku Malang, Secret Admirer, Imajinasi dan Melodi, Mengalahlah serta Ampun Pak Kepala Sekolah.

Penutupan MOS (Masa Orientasi Siswa)

Benar-benar penutupan MOS SMP yang tidak akan pernah lupa, super duper seru, super duper keren, super duper manis. Setelah memastikan menjadi salah satu murid SMP tentu saja harus mengikuti MOS. Penutupan MOS diadakan setelah pulang sekolah hari sabtu sampe hari minggu sore (menginap bikin tenda). Ini ceritanya, sabtu sore murid baru disuruh pulang mengambil peralatan yang sudah ditentukan panitia, sesuai jadwal kembali lagi ke sekolahan ba’da ashar. Aku tidak hadir, tamat. Seru sekali kan?? Hahaha. Alasanku tidak hadir karena, hari minggu, aku tidak mau ketinggalan Dragon Ball (polos sekali, atau aneh sekali??).

Teman Sekelas

Ini lebih aneh, dari kelas 1 (baca : satu <- - - - ikut-ikutan) sampe kelas 2 (yang ini nggak dibaca nggak mama : dua) hahaha, aku tidak hafal nama temanku satu kelas. Kelas 1, cuma hafal 4 orang cewek itu pun karena bangkunya bersebelahan, kalau cowok otomatis kenal semua Alhamdulillah (soalnya satu team sepak bola). Kelas 2, muridnya berbeda dengan saat kelas 1, kebijakan sekolah satu kelas muridnya di campur dari kelas lain. Cuma kenal 2 orang cewek, itu pun karena yang satu adalah bendahara kelas, otomatis setiap bayar uang kas ke dia, yang satu karena kalau pas koreksi ulangan kan diputer tuh lembar jawabnya, dia koreksi lembar jawabku, otomatis nanya-nanya kan. Kelas 3, Alhamdulillah hafal semua, hahaha. So, saat kelas 1 dan kelas 2 ketika berpapasan teman sekelasku di luar ruangan, aku tak menyadari kalau mereka satu kelas denganku, Ya Allah. “Kamu ini alien atau apa??” pasti ada yang bilang seperti itu, hahaha.

Bahasa Indonesiaku Sayang, Bahasa Indonesiaku Malang

Ini menjadi sejarah, waktu itu aku kelas 2, Tamat. Hahaha, bukan seperti itu, menjadi sejarah karena seumur hidup (dibaca boleh, nggak dibaca boleh : “sampai sekarang”) untuk pertama kali dan terakhir kalinya nilai ujian mata pelajaran Bahasa Indonesiaku mendapat nilai 6 (enam). Saat itu ujian semester (masih semester apa cawu ya?? aku lupa) hari pertama dan kedua ujian aku sakit, mata pelajaran Bahasa Indonesia ada pada hari pertama (hari senin). Karena sakit tersebut aku harus mengikuti ujian susulan, saat itu ruang kantor guru menjadi tempat ujian susulan. Ini sejarahnya, aku mendapatkan nilai 6 (enam) padahal semua jawabanku benar, entah itu karena predikat “ujian susulan” atau ada sedikit ketidakpercayaan melihat hasil ujianku, pikirku?? Saat itu juga aku berhenti mempermasalahkannya, toh hasil bukan segalanya, usahalah yang penting (Allah tidak menyuruh kita untuk berhasil, tapi menyuruh kita untuk berusaha).

Secret Admirer

Di sini aku bukan sebagai pengagum rahasia tapi sebagai korban dari pengagum rahasia. Tepatnya saat aku berada di bangku kelas 2, maklum kelas 1 belum terpancar cahayaku, hahaha. SMP memang aku adalah sosok yang misterius (sok sekali) jadi mungkin bukan karena suka melainkan lebih karena penasaran. Ada beberapa cewek yang menjadi pengagum rahasiaku, termasuk 2 cewek yang kukenal di kelasku, dan mungkin saat itu mereka sudah membuat klub untuk menampung fansku, hahaha. Kalau ada yang tanya berapa banyaknya?? Akan ku jawab, “Ratusan. . . Lebih”  :p  Parahnya, aku bukan korban satu-satunya, adikku yang satu sekolahan denganku juga ikut menjadi korban, dan boleh dibilang dia adalah korban sesungguhnya. Adikku menjadi sasaran cewek-cewek itu untuk mengorek-ngorek info tentangku -apapun- mulai dari biodata lengkap, hoby, kesukaan, nomor hape (yang ini enggak, belum punya hape saat itu). Ya Allah… Dari adikkulah aku tahu siapa-siapa yang jadi pengagumku, jadi intinya sudah bukan secret admirer dong?? Kamu ini.

Imajinasi dan Melodi

Mata pelajaran favoritku adalah Seni Rupa dan Seni Musik, jangan samakan aku dengan yang lain, aku adalah orang yang mengerti seni (plak plak jedar bletak bletak kena gampar *bruk), hahaha maaf-maaf bukan seperti itu, aku sendiri kurang tau kenapa begitu menyukai pelajaran-pelajaran tersebut. Seni Rupa, mendengarnya membuatku spontan menggelar karpet imajinasiku yang sampai detik ini belum ketemu ujungnya. Tidak ada satupun buku tulis atau buku pelajaran yang luput dari coretan-coretan tanganku. Yang mengherankan, ketika ujian menggambar bebas, anak-anak lain menggambar pemandangan alam sedang aku menggambar karakter Dragon Ball dan karakter Captain Tsubasa, yang lain cuma selembar buku gambar sedang aku satu buku gambar, entah apa yang aku pikirkan saat itu, hahaha. Salah satu hasil karyaku bahkan dipampang di mading sekolah (aku kasih bocoran, ibu guru seni rupa adalah teman budhe) karena hasilnya atau faktor lain?? Seni Musik, sekarang karpet imajinasiku tak sendiri karena ditemani rajutan benang-benang melodi. Lagu yang tidak mungkin lupa adalah “Love of My Life” milik band legendaries Queen dan “Someday I will Be Saturday Night” milik Bonjoovi.

Mengalahlah

Pelajaran Biologi oleh Pak Agus, ada satu pertanyaan yang tertulis di papan tulis. Beliau menyuruh salah seorang cewek untuk menjawabnya, oiyah saat SMP aku punya predikat untuk murid-murid cewek yaitu “pengganggu”, maaf yah, hahaha dulu sok cool gitu.

Kembali lagi ke pertanyaan, cewek itupun menulis jawabannya di papan tulis.

Pak Agus : “Apa benar jawabannya??” saat itu semuanya terdiam.

Aku : “Salah, Pak” dengan wajah innocent.

Pak Agus : “Coba kamu benarkan” sambil menunjukan sepotong kapur ke arahku.

Aku : “Seperti itu Pak menurut saya” aku kembali ke tempat duduk.

Pak Agus : “Benar seperti ini??”

Cewek : “Salah, Pak” sahut cewek yang tadi dengan wajah tidak puas.

Pak Agus : “Benarkan sekali lagi”

Cewek : “Sudah Pak” menuliskan jawaban yang sama sebelumnya.

Pak Agus : “Sekarang bagaimana?” tanya beliau lagi

Aku : “Salah” sedikit kesel (apa-apaan cewek itu?? pikirku)

Pak Agus : “Coba benarkan lagi”

Aku : “Tidak jadi Pak, benar punya dia”

Aku yang berniat maju ke depan tiba-tiba mengurungkan niatku dan kembali duduk, mataku melihat kearah cewek itu seakan-akan ingin kukatakan, “Puas??” dan dia pun menatapku dan seakan-akan menjawab “Banget”.

Walaupun ending-nya jawabankulah yang benar, tapi tidak ada rasa bangga, malah membuatku berpikir bahwa cewek bukan penganggu. Mereka punya opini terhadap apa yang mereka lihat, terhadap apa yang mereka pikirkan, dan terhadap apa yang mereka rasakan sama seperti cowok. Jadi ada kemungkinan di saat cowok terganggu dengan opini cewek, bisa jadi cewek juga terganggu dengan opini cowok. Sama-sama penganggu dong?? Hahaha.

Kalau keadaan seperti itu jadi ingat kata-kata Jiraya Sensei, “Suatu saat akan datang masa dimana orang saling mengerti satu sama lain”.

Ampun Pak Kepala Sekolah

Kejadian memalukan yang mengiris-iris hati, menyayat-nyayat perasaan, dan me me me yang lainnya hahaha. Ujian kelulusan sudah selesai beberapa hari lalu, jadi saat itu adalah hari bebas, pada jam istirahat ke dua aku melintas di depan ruang kepala sekolah bersama temanku. Dengan pedenya kami berdua mengeluarkan baju kami. Sebenarnya bukan maksud sih, soalnya waktu itu habis sholat dhuhur dan kami berdua kelupaan merapikannya (alesan). Pak Kepala Sekolah melihat kami dan menghentikan kami. Spontan kami berdua dijewer, kena ceramah, “Kamu ini apa-apaan?? Sudah berasa lulus?? Sudah berasa tidak memerlukan saya?? Baju dikeluarkan seperti itu??” Memalukan sekali kalau mengingatnya Ya Allah, kami berdua cuma bisa diam membisu setrilyun bahasa. Pelajaran waktu itu walaupun kami berdua tidak sengaja adalah “Siapapun kamu, haruslah tau diri, tau tempat, tau waktu”.

Sampai di sini dulu ya Pohon Ingatan, lain kali aku akan mengunjungimu, terima kasih.

Dan untuk teman-teman sekelasku, bersiaplah karena PR berikutnya akan aku lemparkan ke kalian, seorang prince dan princess harusnya siap hahaha.

Tentunya setelah PR masa SD kalian selesai.

Karena PR masa SD sudah finish, saatnya membagi tugas PR masa SMP
1. Princess Wita dari Istana Seperti Pelangi . . .^__^
2. Princess Jade dari Istana JadyZheze
3. Princess Mia dari Istana Call Me Mia
4. Princess Nadia dari Istana Precious Little Star
5. Princess Ayuzzawa Misaki dari Istana Senandung Senja
bagi yang sudah menyelesaikan, sebutkan satu permintaanmu, berhubung aku lagi baik pasti akan aku kibulin InsyaAllah :p :p :p