Labels:
Rain Is My Destiny (Islam)
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
“Amal yang
paling dicintai Allah adalah (amal) yang dikerjakan secara rutin meskipun
sedikit.” (HR. Muslim).
Diantara amalan
yang dicintai Allah adala:
1.Sholat Tepat Waktu
“Sesungguhnya bagi orang mukmin shalat itu adalah merupakan suatu kewajiban yang telah ditentukan waktunya.” (Q.S. An Nisa : 103).
Oleh karena itu sudah semestinya kita selalu menyegerakan diri ketika waktu shalat tiba dengan tidak menunda-nunda waktu sampai waktu shalat berakhir.
2. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Ridha Allah kepada seorang hamba tergantung kepada ridha kedua orang tuanya. Sekaya apapun, sepintar apapun, secantik apapun, semanis apapun, serta seperti apapun keadaan hamba, ingatlah ketika orang tua kita melahirkan dengan penuh susah payah. Apapun yang telah dicapai kita juga berkat dukungan dan doa kedua orang tua.
“Telah kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada Ibu Bapak, Ibu yang telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula.” (Q.S. Al Ahqaf : 15).
“Hendaklah engkau merendahkan diri terhadap ibu bapakmu dengan penuh kasih sayang.” (Q.S. Bani Isra’il :24).
Berbaktilah kepada kedua orang tua dengan bersikap kasih sayang, hormat, taat kepadanya dan memperlakukan dengan baik dengan menyenangkannya dalam segala hal. Berbakti kepada kedua orang tua selain saat masih hidup, juga ketika mereka sudah tiada dengan sering mendoakannya dan rajin melakukan sedekah atas nama orang tua.
“Sesungguhnya bagi orang mukmin shalat itu adalah merupakan suatu kewajiban yang telah ditentukan waktunya.” (Q.S. An Nisa : 103).
Oleh karena itu sudah semestinya kita selalu menyegerakan diri ketika waktu shalat tiba dengan tidak menunda-nunda waktu sampai waktu shalat berakhir.
2. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Ridha Allah kepada seorang hamba tergantung kepada ridha kedua orang tuanya. Sekaya apapun, sepintar apapun, secantik apapun, semanis apapun, serta seperti apapun keadaan hamba, ingatlah ketika orang tua kita melahirkan dengan penuh susah payah. Apapun yang telah dicapai kita juga berkat dukungan dan doa kedua orang tua.
“Telah kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada Ibu Bapak, Ibu yang telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula.” (Q.S. Al Ahqaf : 15).
“Hendaklah engkau merendahkan diri terhadap ibu bapakmu dengan penuh kasih sayang.” (Q.S. Bani Isra’il :24).
Berbaktilah kepada kedua orang tua dengan bersikap kasih sayang, hormat, taat kepadanya dan memperlakukan dengan baik dengan menyenangkannya dalam segala hal. Berbakti kepada kedua orang tua selain saat masih hidup, juga ketika mereka sudah tiada dengan sering mendoakannya dan rajin melakukan sedekah atas nama orang tua.
3. Silaturahmi
“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada
shalat dan shaum?” Tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada
para sahabat. “Tentu saja,” Jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, “Engkau
damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus,
mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, dan mengukuhkan tali
persaudaraan di antara mereka adalah amal shaleh yang besar
pahalanya.Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya,
hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi.” (H.R. Bukhari Muslim).
4. Tidak
Menyia-nyiakan Waktu
“Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan
nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (Q.S. Al Ashr : 1-3).
Waktu adalah kehidupan, karenanya kita berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menyia-nyiakan waktu karena menyia-nyiakan waktu sama halnya kita telah menyia-nyiakan hidup kita sendiri.
“Tidak akan bergerak kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-Nya sampai dia ditanya dengan lima pertanyaan: Tentang umurnya kemana dia habiskan, tentang masa mudanya dimanfaatkan untuk apa, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia belanjakan, dan apa yang sudah dia amalkan dari ilmunya?” (H.R. At-Tirmidzi).
5. Tidak Mengikuti Hawa Nafsu
Hawa nafsu memiliki makna kecenderungan, keinginan, atau dorongan hati manusia kepada perkara yang di sukai oleh jiwanya. Hawa nafsu ini mendorong kita melakukan segala aktifitas dan pekerjaan. Ada dua hal yang mempengaruhi hawa nafsu yaitu Malaikat yang mendorong kita mengikuti hawa nafsu yang baik menuntun kita kejalan kebenaran yaitu jalan yang di Ridhai oleh Allah. Sementara Setan mendorong kita mengikuti hawa nafsu yang buruk dan tercela dan menggiring kita kearah kefasikan dan pengingkaran kebenaran yang bermuara pada kesesatan. Sangat penting bagi kita untuk berhati-hati terhadap hawa nafsu yang buruk ini. Karena setiap detik, setiap menit, dan setiap waktu, kita terancam dengan hawa nafsu. Jika kita tidak mewaspadai hawa nafsu ini, maka kita akan terjebak dengan jeratnya tanpa kita sadari.
6. Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan (perkara) di antara mereka ialah ucapan “kami mendengar dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. An-Nuur : 51)
Mendengar artinya berusaha sungguh-sungguh memahami kehendak Allah dan Rasul-Nya. Sedang ketaatan yang dimaksud adalah ketaatan dalam menjalankan syariat, baik berupa perintah maupun larangan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qur'an dan As-Sunnah. Jadi kita harus memahami tanpa banyak bertanya atau mempertanyakan kemudian segera mengikutinya dengan ketundukan dan kepatuhan untuk menjalankannya.
7. Dzikir Setiap Saat
Dzikir adalah ibadah dan juga amalan bernilai sedekah khususnya bagi orang-orang fakir yang tidak mampu bersedekah dalam bentuk materi. Dengan senantiasa berdzikir setiap saat, seorang hamba senantiasa menjaga harmonisasi dan kelanggengan hubungan vertikalnya kepada Allah, dan secara tidak langsung juga memberikan konsuekensi yang positif terhadap hubungan horizontalnya kepada sesama manusia.
“Karena itu, Ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku (ALLAH) akan ingat pula kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta janganlah kalian mengingkari nikmat-Ku.” (Q.S. Al Baqarah : 152).
Dzikir bisa dilakukan kapan saja dan dalam keadaan apa saja, terkecuali pada keadaan-keadaan yang menurut syariat terdapat pengecualiannya, seperti ketika berada dalam kamar mandi. Semestinya ketika kita berdzikir menghadirkan dalam qalbu, merenungi apa yang dibaca dan memahami maknanya.
Waktu adalah kehidupan, karenanya kita berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menyia-nyiakan waktu karena menyia-nyiakan waktu sama halnya kita telah menyia-nyiakan hidup kita sendiri.
“Tidak akan bergerak kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-Nya sampai dia ditanya dengan lima pertanyaan: Tentang umurnya kemana dia habiskan, tentang masa mudanya dimanfaatkan untuk apa, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia belanjakan, dan apa yang sudah dia amalkan dari ilmunya?” (H.R. At-Tirmidzi).
5. Tidak Mengikuti Hawa Nafsu
Hawa nafsu memiliki makna kecenderungan, keinginan, atau dorongan hati manusia kepada perkara yang di sukai oleh jiwanya. Hawa nafsu ini mendorong kita melakukan segala aktifitas dan pekerjaan. Ada dua hal yang mempengaruhi hawa nafsu yaitu Malaikat yang mendorong kita mengikuti hawa nafsu yang baik menuntun kita kejalan kebenaran yaitu jalan yang di Ridhai oleh Allah. Sementara Setan mendorong kita mengikuti hawa nafsu yang buruk dan tercela dan menggiring kita kearah kefasikan dan pengingkaran kebenaran yang bermuara pada kesesatan. Sangat penting bagi kita untuk berhati-hati terhadap hawa nafsu yang buruk ini. Karena setiap detik, setiap menit, dan setiap waktu, kita terancam dengan hawa nafsu. Jika kita tidak mewaspadai hawa nafsu ini, maka kita akan terjebak dengan jeratnya tanpa kita sadari.
6. Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan (perkara) di antara mereka ialah ucapan “kami mendengar dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. An-Nuur : 51)
Mendengar artinya berusaha sungguh-sungguh memahami kehendak Allah dan Rasul-Nya. Sedang ketaatan yang dimaksud adalah ketaatan dalam menjalankan syariat, baik berupa perintah maupun larangan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qur'an dan As-Sunnah. Jadi kita harus memahami tanpa banyak bertanya atau mempertanyakan kemudian segera mengikutinya dengan ketundukan dan kepatuhan untuk menjalankannya.
7. Dzikir Setiap Saat
Dzikir adalah ibadah dan juga amalan bernilai sedekah khususnya bagi orang-orang fakir yang tidak mampu bersedekah dalam bentuk materi. Dengan senantiasa berdzikir setiap saat, seorang hamba senantiasa menjaga harmonisasi dan kelanggengan hubungan vertikalnya kepada Allah, dan secara tidak langsung juga memberikan konsuekensi yang positif terhadap hubungan horizontalnya kepada sesama manusia.
“Karena itu, Ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku (ALLAH) akan ingat pula kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta janganlah kalian mengingkari nikmat-Ku.” (Q.S. Al Baqarah : 152).
Dzikir bisa dilakukan kapan saja dan dalam keadaan apa saja, terkecuali pada keadaan-keadaan yang menurut syariat terdapat pengecualiannya, seperti ketika berada dalam kamar mandi. Semestinya ketika kita berdzikir menghadirkan dalam qalbu, merenungi apa yang dibaca dan memahami maknanya.
Masih banyak amalan-amalan lain yang di cintai Allah, di atas hanya
sebagian kecilnya
Demikianlah saudaraku semoga untaian yang sedikit ini bermanfaat,
InsyaAllah
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh